YANG SPESIAL UNTUK NAEL || E-CERPEN



—Happy Reading—

"Drrrttt.... drrrttt...!"

Gedubrak!

"Aduh!" Ringis Alex mengusap kepalanya yang terbentur ke lantai. Niat mau mengambil HP-bya malah jatuh. Duh, siapa sih pagi-pagi udah telpon ganggu orang tidur aja? batin Alex kesal.

"Drrrttt... drrrttt...!" Dengan gusar Alex mengangkat telpon itu. 

"EH LEX! GIMANA NIH BEBERAPA MINGGU LAGI ULANG TAHUNNYA NAEL?!" Dengan suara melengking tersebut mampu membuat telinga Alex sakit. "Ya ampun Ra, kamu telpon pagi-pagi buta begini cuma buat ngomong beginian?"

"Pagi buta dari mana coba? Ini udah jam 10 pagi lebih wei!" Alex melirik jam yang ada di atas laci sebelah tempat tidurnya. "Oh, hehehe."

"Lanjut tidur sono cosplay jadi babi. Babi aja kalah." Di dalam telpon sana terdengar Dara yang dibuat kesal.

"Sabar. Udah marah-marah aja.... Soal itu omongin aja ke Kiya."

"Hadeh, dia nyuruh aku nanya ke kamu. Sekarang kamu nyuruh aku nanya ke dia.... Capek banget deh punya temen kayak kalian."

"Kalau capek istirahat, Ra. Sapa tau capeknya ilang."

"Au ah." Dara langsung mematikan telponnya membuat Alex heran apa yang salah dari jawabannya?

Beberapa menit kemudian Alex diundang vidio call bersama Kiya oleh Dara. Benar-benar satsetsatset.

Di dalam vidio call tersebut mereka bertiga membicarakan rencana pesta kejutan untuk Nael.  Mereka bingung rencana kejutan yang spesial seperti apa yang akan disukai sahabat mereka? Yang dibuat lebih bingungnya lagi Kakel Anto selaku kakek Nael meminta mereka untuk memegang kendali untuk pesta cucunya itu yang berarti soal pengeluaran dana, tempat, dan lainnya mereka yang tangani untuk butuh berap biayanya nanti tinggal bilang Kakek Anto. Merencanakan dan membuat pesta langsung dari rancangan sendiri itu mengasyikkan, tetapi mereka takut jika apa yang mereka buat berujung kekecewaan. 

Beberapa jam berlalu akhirnya rapat selesai dan tentunya berakhir mufakat. Semua suara dari Alex, Dara, Kiya dirangkum jadi satu dan memadukan sebuah rangkaian acara yang 'menurut' mereka menyenangkan!

Di sore hari, mereka bertiga bertemu dengan Kakek Anto di taman agar tidak ketahuan Nael. Dara yang mewakili Alex dan Kiya untuk menjelaskan rangkaian acara yang sudah mereka rencanakan. Dengan semua ide tersebut membuat Kakek Anto terpukau. Wajahnya senang seperti tidak salah dia meminta kepada ketiga remaja tersebut.

Semua biaya yang dibutuhkan sudah diperkirakan dengan sebaik-baiknya. Lalu, Kakek Anto mentransfer semua dana tersebut ke e-wallet Dara.

Keesokan paginya ketiga sahabat itu berkumpul di rumah Alex dan menyusun agenda. Mereka membagi tugas untuk membeli peralatan yang dibutuhkan supaya tidak memperlambat waktu. Bagian Alex adalah mencari pembuat dan memesan kartu undangan beserta hadiah spesial dari mereka bertiga untuk Nael. Bagian Kiya adalah membeli kue tart, makanan dan snack. Sedangkan bagian Dara adalah membeli bahan dan alat Dekor di online shop karena lebih murah dan Dara mempunyai banyak voucher gratis ongkir akan membuatnya jauh lebih murah daripada beli di offline. Tidak hanya itu saja, membeli di online akan lebih mempersingkat waktu dan menghemat tenaga di mana pembeli tinggal mencari barang yang mereka butuhkan dan memilih yang lebih mudah lalu beli dan selesai, tidak seperti belanja di offline di mana pembeli harus datang di tokonya dan jika tidak ada barang yang dicari atau dibutuhkan di toko tersebut akan mencari di toko lainnya hal itu akan memperlambat waktu dan memboroskan tenaga. 

Di tengah mencari bahan dan alat, Alex, Kiya, dan Dara dibuat bingung harus membeli yang mana karena semuanya bagus. Akhirnya mereka diskusi di grub chat dan ditemukan jalan keluarnya. Di mana memfoto semua yang menurut mereka bagus lalu didiskusikan. Tanpa berlama-lama—mungkin karena mereka sabahat dan mengenal cukup lama—mereka akhirnya dari hasil diskusi itu ditemukan mana yang harus dibeli. 

Sesuai dengan tema pesta yaitu hitam putih, Alex memilih undangan berwarna hitam putih dan memberikan denah rumah Nael kepada pemilik toko desain. Namun, Alex meminta dan memberikan persyaratan apa saja yang harus ada di denah tersebut misalnya judul, arah mata angin, dan lainnya seperti yang sudah diajarkan guru geografi kepadanya. Kiya memilih kue tart berwarna hitam putih juga, simpel, sesuai dengan kesukaan Nael. Dan untuk Dara, entahlah apa saja yang sudah Dara beli, tapi sudah diakui apa yang perempuan pilih pastilah bagus. 

Hari H sudah tiba. Link undangan sudah disebar ke teman kelas, kue tart sudah jadi dan sudah diambil, dan tinggal mendekornya saja. Kali ini tugas Kakek Anto adalah pada pagi hari sudah mengajak cucunya untuk pergi keluar karena rumah mereka akan diotak-atik oleh ketita sahabat itu. Pesta ulang tahun ini diadakan di outdoor pada sore hari. 

Pesta dilakukan di taman rumah Nael. Sudah terbilang luas untuk dibuat pesta sederhana ini. Namun, sayang pencahayaan di taman kurang terang, untungnya Dara sudah membeli lampu gantung yang cantik, hemat energi dan ramah lingkungan pastinya. Memang Dara bisa diandalkan. 

Alex, Kiya, dan Dara bergotong royong untuk mendekor taman tersebut agar cantik. Tidak lupa bersama-sama mereka menata semua bahan dan alat yang sudah mereka beli. 

"YEI SUDAH SELESAI!" Sorak Dara senang dan puas melihat dekoran dan semua rancangan mereka.

"Sesuai ekspektasi sih ini," ucap Kiya ikut senang juga. Alex menganggukan kepala setuju dengan itu.

"By the way, sekarang udah jam berapa? Kita belum siap-siap!" tanya Kiya panik setelah sadar langit mulai menggelap.

"Masih ada 3 jam buat kita siap-siap sebelum pesta dimulai," jawab Alex datar. Heran, kok bisa ada orang sesantai ini. Mendengar itu Kiya menghela nafas lega.

Ketiga sahabat itu cepat-cepat bersiap di rumah Nael. Yap, mereka sudah menyiapkan apa yang mereka butuhkan untuk diri mereka sendiri dan dibawa ke rumah Nael karena jika bolak-balik rumah mereka ke rumah Nael akan makan waktu dan siapa nantinya yang akan menjaga semua dekoran dan makanan ini dari serbuan kucing?

Satu persatu tamu undangan datang dengan memakai pakaian sesuai dress code diundangan yaitu hitam putih. Sangat elegan. Tamu undangan tersebut menunggu Si Tokoh Utama datang sambil memakan snack yang sudah disediakan. Tidak lupa Alex, Kiya, dan Dara mendatangi teman-temannya untuk menyapa. 

Alex mendapat chat dari Kakek Anto bahwa dirinya dan Nael akan segera tiba. Alex, Kiya, dan Darah mematikan lampu dekor dan segera siap di posisi dan mengajak para tamu undangan untuk melakukan apa yang mereka lakukan nanti.

Kakek Anto membuka pintu belakang dan terlihat Nael dengan setelan jas hitam putih di sana. Lampu segera dinyalakan, tiupan terompet terdengar, dan semua orang langsung menyanyikan lagu selamat ulang tahun kepada Nael. Dengan wajah terkejutnya Nael berjalan di tengah kerumunan itu dan menghampiri ketiga sahabatnya dengan wajah bertanya-tanya. 

"SUPRISE! HAPPY BIRTHDAY BOY!" ucap ketiga sahabatnya itu. Mendengar itu Nael tersenyum dan memeluk mereka. "Makasih guys. Keren banget pesta kejutannya!"

"Ya dong kita gitu loh," ucap Kiya bangga, "eh tapi bilang makasih juga ke kakekmu soalnya ikit andil juga."

"Makasih, Kek! Nael seneng banget!" Nael memeluk kakek kesayangannya. "Iya sama-sama. Nael seneng, kakek juga ikut seneng."

"El, cepetan dipotong tuh kue. Kasian temen-temen pada nunggu pengen nyobaik kuenya," ucap Alex melunturkan suasa hangat antara cucu dan kakek itu.

"Temen-temen yang pengen, apa kamu, Lex?" goda Dara. Mendengar itu Alex meringis tertawa.

JDAR!

Kilatan cahaya dilangit terlihat dan menimbulkan bunyi yang amat keras. Pengganggu terbesar pesta datang. Kedatangan yang tidak diinginkan semua orang. Namun, inilah kehendak alam, mereka tidak bisa melakukan apa-apa.

"Sial, perkiraan cuaca ga da gunanya!" Amarah Alex keluar. Dia kecewa... tidak, semua orang khususnya Alex, Kiya, dan Dara sangat amat dibuat kecewa. Berhari-hari pesta ini direncanakan dan terdapat harapan besar di dalamnya, tapi dihancurkan dengan turunnya hujan? Inilah yang menjadi pro dan kontra pesta yang dibuat secara outdoor.

"Kan apa yang aku bilang, salah banget ngadain pesta di outdoor! Udah tau sekarang cuaca sulit diprediksiin gara-gara pemanasan global. Makanya harusnya nurut sama pendapatku!" Emosi Alex meledak.

"Oh, jadi nyalahin kita hah?!" Emosi Dara dibuat meledak. 

"Udah lah Lex ga usah nyalahin orang, itu juga hasil musyawarah kan? Dah ya sekarang aku pusing jangan buat aku ikut emosi nih!" ucap Kiya sambil memegang kepalanya memikirkan jalan keluar.

JDAR!

Suara petir terdengar lagi. Gemericik hujan turun membuat semua tamu berlarian masuk ke dalam  rumah.

"UDAH CUKUP!" Nael menenangkan ketiga sahabatnya yang jika dibiarkan akan terjadi pertengkaran sesungguhnya. "Dari pada tengkar kayak gini mending bantuin kakek mindahin semua makanan ini ke dalam rumah." Mendengar itu membuat Alex, Kiya, dan Dara malu. Bisa-bisanya mereka bertiga hanyut ke dalam emosi tanpa sadar akan apa yang seharusnya mereka lakukan di kondisi seperti ini.

Alex, Kiya, Dara saling memaafkan. Memang benar ya, jika ada pertengkaran kalau tidak ada yang mengalah atau menenangkan pastinya akan menimbulkan perpecahan. Mereka bersyukur perpecahan itu tidak berlangsung lama karena jika tidak persahabatan yang mereka bangun selama ini akan hancur sedetik itu juga.

Semua barang dan alat pesta yang masih bisa digunakan sudah dipindahkan ke dalam rumah. Untuk peralatan yang kering sudah dikeringkan. Lalu, untuk makanannya untung saja banyak yang dapat diselamatkan. Benar kata pepatah jikalau kita mau mencoba maka tidak ada kata sia-sia karena setiap masalah memiliki jalan keluarnya.






Posting Komentar

0 Komentar