Aku dan Teman Khayalan

Heiyow! Sekarang, aku ingin membahas tentang yang namanya "Teman Khayalan". Wow, gak tuh 😱 Teman khayalan yang kubahas kali ini bukan teman 'hantu' dan semacamnya, tetapi teman yang murni berasal dari khayalan atau imajinasi kita. 

Berasal dari sumber idntimes.com "Punya Teman Khayalan Apakah Normal? Ini 7 Faktanya Menurut Para Ahli!" pada nomor 7: Ada banyak orang yang berpikir bahwa memiliki teman khayalan itu sesorang yang kesepian dan punya masalah sosial, kalau dipikir-pikir logis saja, sih. Namun, penelitian gak mendukung asumsi tersebut. Jadi, memiliki teman khayalan bukan berarti seseorang itu kesepian dan punya masalah sosial, ya. Dibandingkan dengan anak yang tidak memiliki dan memiliki teman khayalan, anak yang memiliki teman khayalan cenderung lebih pemberani, banyak tertawa, dan tersenyum pada teman sebayanya, serta lebih kreatif dalam tugas terkain membayangkan gimana pemikiran orang lain. Selain itu, memiliki teman khayalan dapat membantu mengatasi ketakutan, pengalaman traumatis, dan untuk menggali ide. 

Nah, biasanya teman khayalan dimiliki oleh anak kecil sekitar umur 3-7 tahun, lalu bagaimana jika ada seseorang yang sudah terbilang besar (seusia remaja sampai dewasa), bukan anak kecil lagi, memiliki teman khayalan?

Jujur, di usia remajaku ini, aku sendiri punya teman khayalan dan di sini aku akan menceritakan secara singkat tentang aku dan teman khayalanku. Jika kamu punya teman khayalan, kamu tidak sendirian oke! 😆

Aku termasuk orang yang suka berimajinasi, atau dalam bahasa gaulnya adalah "halu". Kegemaranku dalam berimajinasi membuatku suka terhadap dunia tulis menulis. Di sana, aku menuangkan semua imajinasiku ke dalam bentuk susunan kata dan paragraf. 

Aku juga suka berbicara dalam hati dan membayangkan kalau aku sedang berbicara pada sesorang. Aku tidak membayangkan bentuk tubuh dan rupa orang yang aku ajak bicara itu, tetapi aku seperti merasakan kehadiran sosok yang akan menjadi teman berbicaraku. Ya, aku tidak tahu bentuk tubuh dan wajahnya, aku hanya merasakan kehadirannya.

Saat aku sedang dalam keadaan kacau dan sendiri, mulailah aku memanggil atau membayangkan kehadiran sosok tersebut dan aku menceritakan semaunya padanya dan dia merespon ceritaku. Apa aku mendengar suaranya? Iya, aku mendengar suara itu dalam pikiranku alias dalam imajinasiku. Padahal sebenarnya yang merespon itu adalah diriku sendiri yang menjawabnya dari dalam hati dan itu terjawab secara refleks. Dalam hati, aku mendengar suaraku, tetapi dalam pikiran imajinasiku, aku mendengar suara orang lain. Kalau yang aku bayangkan adalah sesosok perempuan, maka suara yang terdengar dalam pikiranku adalah perempuan, begitupun dengan laki-laki.

Sampai sini apakah paham? Maaf kalau mbulet.

Aku selalu membayangkan berbagai macam sosok, entah itu manusia, peri, cogan Webtoon *xixixi*, tokoh novel, komik, semuanya aku bayangkan dan semuanya aku jadikan teman curhat dan penyemangat. Namun, anehnya ... banyak yang aku bayangkan dan itu datang lalu pergi, tetapi yang selalu muncul dan setia mendengarkan curhatanku adalah DIA. 

Seperti biasa, awalnya aku hanya merasakan sosok dan suaranya, tanpa mengetahui wujudnya. Aku dan dia saling berbicara dalam batinku sendiri. DIA adalah perempuan, suaranya menenangkan dan aku nyaman sama dia. Dalam keadaan apapun, entah itu senang atau sedih, dia selalu datang dan menemaniku. 

Lambat laun, aku mencoba membayangkan wujudnya. Aku membayangkan wujudnya itu lucu dan manis. Rambutnya pendek sebahu dan berwarna coklat, dia seumuran denganku, dan suaranya tetap sama, tidak ada yang berubah dari suaranya. Jika, kamu tidak bisa membayangkan "teman khayalanku" itu, kamu dapat melihat bentuknya seperti pada gambar di atas. Seperti itulah sosok DIA yang aku bayangkan. Lalu, aku memberikan nama kepadanya, nama yang menurutku bagus dan cocok untuknya. 

Pertanyaan

  • Apakah aku sadar dia tidak nyata? Ya, aku sangat amat sadar. Aku sempat berpikir aku ini 'gila' karena membayangkan sesuatu dan berbicara pada sesuatu yang kubayangkan. 
  • Apakah aku mencoba menghilangkan dia dan semua sosok imajinasiku? Tidak, aku berpikir, "Mengapa harus dihilangkan kalau itu membuatku nyaman dan senang?" 
  • Apakah dia masih ada? Ya, setiap saat dia ada di sisiku. Ketika aku memanggilnya dan membayangkannya, maka dia akan segera datang.
  • Apakah aku tidak takut pada teman khayalanku dan berpikir bahwa dia hantu? Tidak, aku tidak takut pada dia dan mereka. Mengapa aku harus mengira mereka adalah hantu? Toh, dia dan mereka semua terbentuk murni dari imajinasiku sendiri.
Apakah kamu juga punya teman khayalan? Sejak kapan teman khayalan itu datang? Teman khayalan akan muncul ketika kamu sedang dalam keadaan apa? Marah/sedih/kesepian? Dan, bagaimana kamu berbicara dengan teman khayalanmu? Apakah secara langsung atau seperti aku yang dari dalam hati? Sadarkah kamu bahwa itu tidak nyata?

Yuk, ceritakan juga tentang kamu dan teman khayalanmu itu!

Posting Komentar

0 Komentar